AKHLAQ MULIA (SUKSES VERTIKAL & HORIZONTAL)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yg tlah memberi sebaik-baik nikmat berupa Iman dan Islam.Yg menciptakan manusia dan tdk membutuhkan mereka, Yg menciptakan mereka agar mau tunduk dan mengagungkan-Nya, Yg segala manfaat dan madharat ada di tangan-Nya. Semoga pujian dan keselamatan terlimpah kpd Nabi Muhammad SAW, sang kekasih Ar-Rahman, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Amma ba’du.

Dari 'Aisyah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ya Allah, barangsiapa menguasai salah satu urusan umatku, lalu menyusahkan mereka, maka berilah kesusahan padanya." (HR. Muslim).

Dari Abu Maryam al-Azdy r.a bahwa Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa diserahi kekuasaan oleh Allah untuk menangani urusan kaum muslimin, namun ia tdk memperhatikan kebutuhan mereka dan kaum fakir, maka Allah tdk akan memperhatikan kebutuhannya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dari Aisyah r.a , katanya: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda dlm rumahku demikian: "Ya Allah, barangsiapa yg menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan ummatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pd mereka, maka berilah kesengsaraan kpd orang itu sendiri, sedang barangsiapa yg menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan ummatku, kemudian ia menunjukkan kasih-sayang kpd mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih-sayangilah orang itu." (HR. Muslim)

Menjaga hubungan secara vertikal akan berbanding lurus secara horizontal, semakin baik scara vertikal sudah sewajarnyalah kita mampu membentuk kualitas horizontal yg ditimbulkan.Kita ibaratkan bahwa garis yg kita tarik ke atas mempunyai gravitasi yg apabila dari jarak 1 cm, 5 cm, 10 cm, atau secara acak antara titik nol sampai batas akhir vertikal tersebut bolong-bolong otomatis terjadi garis yg putus-putus dan jatuh kebawah secara tdk sadar dia mjd pendek dgn sendirinya.

Semakin tinggi ketakwaan/kualitas ibadah (vertikal) seseorang akan berbading lurus dgn kualitas horizontal dia berada.Eksistensi seorang yg bertakwa menjalin hubungan yg harmonis dan tunduk kpd Rabbnya maka akan berbanding lurus menebarkan payung kenyamanan bagi lingkungan dan saudaranya.Karena mana mungkin org yg menjalin hubungan secara vertikal yg diakuinya sudah baik koneksi scara vertikal dia memilih dan memilah siapa saja yg dipayunginya menurut berbagai pandangan egonya/kelompoknya sendiri/atau kepentingan sebagian saja.

"Dan tdklah patut bagi laki-laki yg mukmin dan tdk (pula) bagi perempuan yg mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu Ketetapan , akan ada bagi mereka pilihan (yg lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yg nyata. (Al Ahzab 36).

Diri manusia kita ibaratkan sebuah wujud bentuk yg mempunyai cahaya penerang, cahaya yg diambil sbagai penerang adalah Al Qur'an dan sunnah.Semakin tinggi hubungan scara vertikal dia bentuk maka scara sadar dia harus mampu membentuk kesuksesan tersebut yg bisa terlihat dari kualitasnyan secara horizontal, semakin tinggi garis vertikal maka akan semakin panjang pula garis bayangan horizontalnya. Artinya semakin dia menjulang secara vertikal dia mampu memayungi dgn memproduksi bayangan yg bisa membuat nyaman, membuat keteduhan, membuat sesuatu yg bermanfaat, memberikan rasa perlindungan dimana dia berada.

"Muslim (sejati) adalah yg orang lain selamat dari (gangguan) tangan dan lidahnya " (Muttafaqun 'alaihi) (Ushul al Manhaj al Islami hal. 541).

Namun apabila dia terlalu fokus kpd garis vertikal yg dia buat namun tdk berbanding lurus/tdk sama-sekali membuat bayangan dari nur (Al Qur-an & Sunnah) yg dia bawa apalagi justru membuat masalah, membuat ketidak nyamanan, membuat onar, memberikan rasa kebencian dimana dia berada.Sesungguhnya dia sedang melawan hukum alam, dia tdk mengerti fungsi nur yg dia bawa sbagai khalifah.Dia bkn seorang pemimpin tetapi sbagai individu selamanya yg nurnya tdk dia gunakan.Dgn kata lain kepemimpinannya gagal seberapa jauh kualitas dia mengusung ilmu ke vertikalannya tersebut bila tdk dibuktikan kesuksesannya tersebut dgn menjadi pemimpin hamba Allah yg mampu mengayomi secara horizontal.

Setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya dan bagi org lain, "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kpd para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan pdnya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yg tdk kamu ketahui." (Al Baqarah :30)

"Seorang lelaki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan ditanya?Kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan ditanya tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari & Muslim)


Adapula yg berbanding terbalik yg justru sesuatu yg semu.Bayangan yg terbentuk menyejukan, membuat nyaman, memberikan rasa aman melebar luas bayangan tersebut namun dia tdk membarenginya dgn kemajuan vertikal kpd Rabbnya apalgi tidak mengakui siapa Rabbnya atau bahkan mencari Tuhan yg lain selain Allah atau memiliki Allah namun tidak menuhankan Allah dia lebih cenderung menuruti apa kata nafsunya menuhankan dunia.Artinya kualitas iman yg di bentuk tdk sejauh bayangan yg terbentuk.Bisa jadi bayangan yg terbentuk itu hanya bayangan semu atau bahkan menyesatkan.Sia-sia baginya hanya mendapatkan manfaat dunia saja bahkan menunda murka Allah dan celaka justru yg dia dapatkan.

Bahwa kesuksesan vertikal yg didapat tanpa ahlak yg mulia secara horizontal hanya menunda siksa Allah demikian pula sebaliknya yg lebih mengutamakan horizontal tanpa ketakwaan didalamnya secara vertikal "Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dgn apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (Ali Imran :188)

Namun kita patut membangun pondasi ketakwaan secara vertikal dan ahlak mulia secara horizontal dengan penuh kesabaran "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yg mempersekutukan Allah, GANGGUAN YG BANYAK YG MENYAKITKAN HATI. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yg demikian itu termasuk urusan yg patut diutamakan (ALi Imran : 186).

Apa yg didapatkan dari org yg bertaubat, beriman dan beramal shaleh? (berbading lurus antara vertikal dan horizonbtal) "Orang-orang yg BERIMAN dan BERAMAL saleh, bagi mereka KEBAHAGIAAN dan TEMPAT KEMBALI YG BAIK" (Ar Ra'd : 29), "..AMPUNAN dan REZKI yg mulia.(Al Hajj : 50), "..PAHALA yg tidak putus-putusnya."(Al Insyiqaaq : 25) "..PENGHUNI SYURGA; mereka kekal di dalamnya" (Al Baqrah : 82) "..Kami TIDAK AKAN MENYIA_NYIAKAN pahala orang-orang yg mengerjakan amalan(nya) dgn yg baik" (Al Kahfi:30), "..surga Firdaus mjd tempat tinggal" (AL Kahfi :107) "Dan barangsiapa datang kpd Tuhannya dlm keadaan beriman, sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yg memperoleh tempat-tempat yg tinggi (mulia),(Thaahaa:75) " ..di dalam syurga yg penuh keni'matan.(Al Hajj:56) "..kelak Allah Yg Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.(Asy Syu'araa:227).

Kembali kpd garis vertikal ketakwaan yg kita bentuk.Apabila ingin kualitas tinggi dan lebarnya serta konektifitas yg benar-benar berkualitas.Maka jadilah garis yg tinggi lebar bagus kokoh tegak dan mampu memberikan payung secara horizontal dimana dia berada.Jgn menumbuhkan garis vertikal yg bolong-bolong karena secara otomatis garis itu tak pernah akan sampai menjulang tinggi dan dia jatuh menjadi pendek ke bawah berbanding lurus dgn jumlah bolong-bolong yg kita buat sendiri.

Semakin tinggi ketakwaan semakin rendah melebar bayangan kenyamanan yg semestinya dibentuk semakin dia mampu mengalahkan nafsu sebagai musuh utama dirinya dia hanya melihat keinginan Tuhannya.Dengan kata lain sikap zuhudlah yg dia bentuk dalam dirinya.Apa yg menurut Allah dan rasulnya perintahkan dia ta'at tanpa mengindahkan keinginan dirinya.Dia rela di caci dan dimaki apapun yg dia dapatkan dari lingkungannya dan berbagai kendala yg dihadapi karena ridha menjalankan keta'atan terhadap ketakwaan yg dia bentuk secara vertikal.Namun ini adalah cenderung suatu proses yg pendek karena kebenaran kelak akan terbukti dengan sendirinya dan lebih panjang manfaat yg akan dirasakannya daripada perjalanan perihnya bukan ber-arti di caci dan dimaki karena kesalahan atau perbuatan yg memang salah ^_^

Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Mempersedikit Keduniaan. Bahwa dari Abu Said r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau - yakni menyenangkan sekali - dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu - untuk MENGOLAH dan MEMAKMURKAN. Maka Allah akan melihat bagaimana yg engkau semua lakukan -untuk dibalas menurut masing-masing amalannya. Oleh sebab itu, BERTAQWALAH dlm MENGEMUDIKAN HARTA DUNIA dan BERTAQWALAH DALAM URUSAN KAUM WANITA" (HR.Muslim) untuk urusan wanita dia mampu adil dan tegas untuk menegakan syari'at Allah dan rasulNya untuk meilndungi dirinya (kaum wanita) dari kelalaian kpd Allah dan karena darinyalah cenderung timbul fitnah.

Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil'alamin, mencintai semua umat manusia dan menjdi suri tauladan yg patut dicontoh, Begitu banyak hal yg beliau perlihatkan bagaimana cara membentuk kualitas secara vertikal dan secara otomatis membentuk kualitas secara horizontal, mengapa demikian?Karena yg paling utama adalah membentuk kekokohan iman menmpuh garis ketakwaan terlebih dahulu maka untuk menunjukan kesuksesannya dapat tercermin secara otomatis dari bayangan atau garis horizontal dimana dia berada.

Sejauh mana dia bermanfaat bagi lingkungannya, sejauh mana dia menjaga ahlaknya, sejauh mana dia menjaga hubungan baik dgn saudara-saudaranya, bahkan seluruh umat manusia tanpa kecuali.Itulah kesuksesan vertikal yg sesungguhnya.Shalatnya yg berhasil adalah tercermin dari setelah shalatnya.Artinya shalatnya itu dibawa dalam kehidupannya.Ketundukan kpd tuhannya tercermin dari seberapa jauh kerendahan hati dalam menjalani kehidupannya secara horozontal.

"Sesungguhnya telah ada pd (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yg baik bagimu, (yaitu) bagi orang yg mengharap (pertemuan dengan) Allah dan (keselamatan di) hari akhir dan dia banyak menyebut Allah." (Al Ahzab: 21)

"Tiada suatu perkara yg PALING MEMBERATKAN TIMBANGAN (kebaikan) seorang mukmin pd hari kiamat selain daripada AKHLAQ MULIA, dan sesungguhnya Allah amat benci kpd seorang yg buruk perbuatan dan ucapannya." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh al Albani)

"Sesungguhnya mukmin yg paling sempurna keimanannya adalah yg PALING BAGUS akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yg paling baik terhadap istri-istrinya." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Sesungguhnya orang yg PALING AKU CINTAI di antara kalian dan PALING DEKAT tempat duduknya dgnku pd hari kiamat adalah yg PALING BAGUS AKHLAQNYA dan sesungguhnya orang yang PALING AKU BENCI dan PALING JAUH tempat duduknya dariku pd hari kiamat adalah tsartsarun (yg banyak bicara), mutasyaddiqun (yg bicara SEMBARANGAN lagi MENCELA manusia) dan mutafaihiqun.” Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui tsartsarun dan mutasyaddiqun, tapi siapakah mutafaihiqun itu?" Rasulullah menjawab, "Mutakabbirun" (orang-orang yang SOMBONG)." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani)

Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Amal yg paling banyak menentukan masuk surga ialah TAKWA kpd Allah dan PERANGAI yg baik." (HR. Tirmidzi. Hadits shahih menurut al Hakim).

Fenomena yg cenderung terjadi bahwa kualitas ketakwaan tdk otomatis sukses dan terlihat dari setiap manusia yg mengaku bertakwa atau rajin ibadah sekalipun apabila dia tdk SADAR bahwa dia harus membentuk sendiri suksesnya tersebut dgn membentuk hubungan yg baik sebagai khalifah/pemimpin dimana dia berada.Semakin sukses secara vertikal maka dia harus mampu belajar menjaga hubungan secara horizontal tanpa pilih-pilih.Artinya dia membentuk bayangan sempurna tanpa putus-putus, membentuk payung yg luas dan lebar memberikan kenyamanan kpd sekitarnya dan itu menunjukan bahwa dia sukses membentuk garis vertikal dgn sempurna menjulang keatas, kuat lebar dan kokoh.

Ada manusia yg mampu membentuk garis vertikal keatas kualitas ibadah bagus namun tdk kokoh dimana semakin tinggi justru dia otomatis cenderung akan jatuh karena pondasi yg dibentuk tdklah kokoh bila dibentuk sendirian.Untuk itulah diperlukan berjamaah.kesatuan visi dan misi, memberi tauladan kpd yg lain agar lahir kader-kader yg tumbuh dibawah memperlebar garis vertikal yg kita bentuk ibarat batang pohon melebar dan menjulang semakin keatas semakin kecil ukuran batangnya.memperkuat kevertikalan kita sendiri yg secara otomatis memperkuat bagian bawah, melindungi, mengingatkan, menjadi cermin untuk bs mengetahui, sebagai pengingat sehingga kita cepat mengetahui ketika kita kan jatuh.

Ada pula manusia yg hanya mencari popularitas tanpa pondasi vertikal sehingga timpang.Ibarat sebuah batang pohon yg menjulang keatas cepat tetapi batang yg dibawah justru yg kecil (terbalik) tanpa kader-kader yg mampu menjadi cermin ketika dia salah.Setiap saat akan mudah jatuh.Inilah yg terjadi ketika kita bs melihat fenomena kesuksesan yg cepat naik namun dia juga cepat jatuh karena kualitas pondasi yg dia bangun tdk sebesar batang yg menjulang keatas.Setiap kali membangun sesuatu dia jatuh terus seperti itu.Karena garis vertikal yg dia bentuk tdk berbanding lurus dengan garis bayangan horizontal sebagai bentuk kesuksesannya secara vertikal.

Jadi marilah kita bentuk kualitas ibadah secara vertikal dgn apapun segala amalan-amalan yg memupuk diri kita darimanapun kita mendapatkan dari siapapun kita menyerap kebaikan ilmu yg membuat hubungan kita dgn Maha Pencipta mampu menunjukan secara kualitas tanpa pilih-pilih, memberikan kenyamanan secara horizontal menjaga hubungan dgn lingkungan, menjaga hubungan dgn manusia lainnya jgn sampai terkalahkan keta'atan kita kpd Allah SWT dgn nafsu dgn ego kelompok/jamaah, kepentingan sebagian orang, atau kemaslahatan sekumpulan saja.Akan tetapi diharapkan dia sebagai individu yg bertakwa dia mampu menyama ratakan kebaikan kpd sluruh umat.

Dia tunduk kpd Al Qur'an dan sunnah (vertikal) maka kesuksesannya bs terlihat dari kualitas hubungannya dgn lingkungan dan sesama mahluk ciptannya (horizontal) inilah rahmatan lil'alamin yg dicontohkan tanpa membeda-bedakan tanpa memilih apalagi sebagai satu saudara se-iman.Tegakan kualitas vertikal maka ketundukannya kpd Allah SWT akan terlihat dari kerendahan hatinya untuk mau secara sadar mampu menjaga kualitas secara horizontal yg telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam setiap langkahnya kedepan.Insya Allah barokah.Setiap yg barokah akan menimbulkan kenyamanan hidup dan bentuk kebahagiaan hati bukan bagi dirinya saja tetapi bagi sekitarnya pula.Amin Ya Syakuur.

Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jgnlah kalian saling hasut, saling najsy (memuji barang dagangan secara berlebihan -berbohong terhdp konsumen-), saling benci, saling berpaling, dan jgnlah sebagian di antara kalian berjual beli kpd orang yg sedang berjual beli dgn sebagian yg lain, dan JADILAH KALIAN HAMBA_HAMBA Allah yg BERSAUDARA. Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia TIDAK MENGANIAYANYA, TIDAK MENGECEWAKANNYA, dan TIDAK MENGHINANYA. Takwa itu ada disini -beliau menunjuk ke dadanya 3 kali- Sudah TERMASUK KEJAHATAN seseorang bila ia menghina saudaranya yg muslim. Setiap muslim bagi muslim lainnya adalah haram baik darahnya, hartanya dan kehormatannya." (H.R Muslim).

Nabi SAW, "Islam itu didirikan atas 5 perkara."[ 1 ] Iman itu adalah UCAPAN dan PERBUATAN. Ia dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Allah Ta'ala berfirman, "Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yg telah ada)" (al-Fath: 4), "Kami tambahkan kpd mereka petunjuk."(al-Kahfi: 13), "Allah akan menambah petunjuk kpd mereka yg telah mendapat petunjuk." (Maryam: 76), "Orang-orang yg mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kpd mereka dan memberikan kpda mereka (balasan) ketakwaannya" (Muhammad: 17), "Dan supaya orang yg beriman bertambah imannya" (al-Muddatstsir: 31), "Siapakah di antara kamu yg bertambah imannya dgn (turunnya) surah ini?

Adapun orang-orang yg beriman, maka surah ini menambah imannya." (at-Taubah: 124), "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kpd mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka." (Ali Imran: 173), dan "Yang demikian itu tidaklah menambah kpd mereka kecuali iman dan ketundukan (kpd Allah)." (al-Ahzab: 22) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah adalah sebagian dari keimanan. (Bkn karena ego/nafsu dan kepentingan lainya)

Ibnu Umar berkata, "Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat takwa yang sebenarnya kecuali ia dapat meninggalkan apa saja yang dirasa tdk enak dalam hati." (HR. Muslim - Shahih al-Jami' ash-Shaghir (2877) sehingga kebahagiaan itu slalu muncul, ketenangan itu selalu ada karena kebergantungannya secara total kpd Allah, keyakinan/iman kpd Allah tdk mengalahkan keterpurukan, ujian demi ujian dan musibah yg menghimpit dia tetap tegar dan tersenyum kpd Allah karena dia sadar secara spontan Allah tidak akan meninggalkan hambaNya segala urusan milikNya. "Dan kepunyaan Allah-lah apa yg ghaib (tdk/blm kita ketahui ilmunya) di langit dan di bumi dan kpd-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka SEMBAHLAH Dia, dan BERTAKWALAH kpd-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu TIDAK LALAI dari apa yg kamu kerjakan (urusanmu). (Huud :13)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian MUATABAH

Anatomi Daun

Jaringan Penyokong