Air Mata Yang Tersisa
Pada suatu hari ada seorang teman mengajak saya untuk berziarah ke satu makam. Ditengah perjalanan saya sempat bertanya padanya siapa yang hendak diziarahinya, apakah ke makam ibunya, 'Bukan Mas,' jawabnya. 'apakah masih kerabat.' 'Juga bukan Mas?' jawabnya. 'Terus siapa dong?' tanya saya.
Dia bercerita, 'dulu saya pernah punya hutang pada almarhum karena saya tidak bisa membayar rumah saya diambil paksa sehingga saya dan keluarga harus keluar dari rumah. Sejak itu saya berjanji untuk tidak punya hutang lagi pada siapapun. Berkat kejadian itu mendorong saya tidak berhutang, bekerja lebih giat dan yang lebih utama saya lebih bersemangat dalam beribadah, memohon kepada Allah. berkat izin Allah usaha saya bisa bangkit kembali seperti sekarang ini. Itulah sebabnya saya hari ini mengajak diri Mas Agus untuk menziarahi makamnya.
'Jadi siapa dia?' tanya saya.
'Seorang rentenir Mas,' jawabnya dengan mata berkaca-kaca.
Sore itu nampak air matanya mengalir, air mata yang tersisa adalah air mata syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dari sebuah peristiwa yang telah merobek hatinya yang paling dalam membuat luka dihatinya yang begitu teramat dalam akibat ulah seorang rentenir. 'Sekalipun saya sanggup menanggung penderitaan, rasanya saya tidak sanggup bila melihat istri dan anak saya menderita.' ucapnya. 'Maha Besar Allah yang telah mempertemukan saya dengan rentenir itu telah menyadarkan saya betapa cinta Allah, cinta RasulNya dan cinta anak, istri saya sangat berarti bagi hidup saya.' Beberapa kali air mata diusapnya. 'Itulah sebabnya setiap setahun sekali, saya berziarah ke makamnya..berdoa untuknya sebagai wujud terima kasih saya kepadanya karena apa yang telah dia lakukan telah membuat hidup kami sekeluarga menjadi lebih baik.' Subhanallah...
--
'Sayangilah mereka yang pernah menyakiti hatimu' (Abdul Qadir Jaelany)
Wassalam,
Dia bercerita, 'dulu saya pernah punya hutang pada almarhum karena saya tidak bisa membayar rumah saya diambil paksa sehingga saya dan keluarga harus keluar dari rumah. Sejak itu saya berjanji untuk tidak punya hutang lagi pada siapapun. Berkat kejadian itu mendorong saya tidak berhutang, bekerja lebih giat dan yang lebih utama saya lebih bersemangat dalam beribadah, memohon kepada Allah. berkat izin Allah usaha saya bisa bangkit kembali seperti sekarang ini. Itulah sebabnya saya hari ini mengajak diri Mas Agus untuk menziarahi makamnya.
'Jadi siapa dia?' tanya saya.
'Seorang rentenir Mas,' jawabnya dengan mata berkaca-kaca.
Sore itu nampak air matanya mengalir, air mata yang tersisa adalah air mata syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dari sebuah peristiwa yang telah merobek hatinya yang paling dalam membuat luka dihatinya yang begitu teramat dalam akibat ulah seorang rentenir. 'Sekalipun saya sanggup menanggung penderitaan, rasanya saya tidak sanggup bila melihat istri dan anak saya menderita.' ucapnya. 'Maha Besar Allah yang telah mempertemukan saya dengan rentenir itu telah menyadarkan saya betapa cinta Allah, cinta RasulNya dan cinta anak, istri saya sangat berarti bagi hidup saya.' Beberapa kali air mata diusapnya. 'Itulah sebabnya setiap setahun sekali, saya berziarah ke makamnya..berdoa untuknya sebagai wujud terima kasih saya kepadanya karena apa yang telah dia lakukan telah membuat hidup kami sekeluarga menjadi lebih baik.' Subhanallah...
--
'Sayangilah mereka yang pernah menyakiti hatimu' (Abdul Qadir Jaelany)
Wassalam,
Komentar
Posting Komentar
silhkan memberi kritik dan sarannya ya....
ini demi kemajuan blog kita bersama.