Belajar dari organisasi tertua di dunia ..

Jika anda pernah mendengar Kongo Gumi dan Shishi Middle School, mungkin beranggapan hanya sebuah usaha dan sekolah biasa. Tapi dilihat dari tahun berdiri, perlu diingat bahwa ke dua organisasi tersebut berumur lebih dari 1000 tahun, tepatnya Kongo Gumi berusia 1428 tahun dan Shishi Middle School 2150 tahun !

Apa yang bisa kita pelajari dari ke dua organisasi itu tentu sangat menarik. Bagaimana bisa mempertahankan sebuah usaha yang berdiri lebih dari 14 abad, sistem dan struktur serta karakter apa yang perlu dipertahankan agar dapat langgeng serta bertahan dari berbagai pengaruh baik internal maupun eksternal yang bisa mengancam kelangsungan hidup organisasi.

Mari melihat perusahaan Kongo Gumi, Co. Ltd yang didirikan pada tahun 578, atau sekitar 8 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad, SAW. Bergerak di bidang konstruksi, terutama pada pembangunan kuil (temple) buddha. Berkantor pusat di Osaka, dan telah terlibat pada pembangunan berbagai proyek maupun kuil terkemuka di jepang, termasuk Istana Osaka.

Era tahun 2000 an, perusahaan mengalami masa sulit, karena dipengaruhi perubahan sosial yang besar pada budaya jepang, yang dulunya sangat religius pada agama, namun sekarang rakyatnya kurang mempraktekan ritual agama terutama sejak tahun 1998. Akibatnya permintaan akan konstruksi kuil budha yang menyumbang sekitar 80% pendapatan perusahaan menurun tajam. Perusahaan selanjutnya beralih ke segmen konstruksi yang lain (perumahan, kondominium, dll), dan memerlukan modal dari jasa perbankan, namun karena utang yang terlalu besar, akhirnya di tahun 2006, keluarga Kongo Gumi memutuskan untuk menjual perusahaannya kepada Takamatsu Corporation, dan sekarang masih terus beroperasi sebagai divisi terpisah dari Takamatsu. Terakhir, Kongo Gumi mempekerjakan sekitar 100 orang, dan memiliki pendapatan sekitar 7.5 milyar yen atau sekitar 700 milyar rupiah.

Menilik dari tahun berdiri, tentu Kongo Gumi menyaksikan dan melewati tahun-tahun sulit sepanjang masa tersebut. Industrialisasi Jepang, pada abad 19 yang diawali restorasi Meiji, telah menghilangkan subsidi pemerintah untuk bangunan ibadah dan memaksa perusahaan agar dapat membangun kuil kayu secara komersial. Ketika jepang terlibat perang dunia II, Kongo Gumi beralih sementara menjadi pembuat peti mati kayu sekedar agar dapat bertahan hidup.

Selektif memilih pimpinan perusahaan : Kunci Sukses Pertama

Kiat-kiat Kongo Gumi agar tetap bertahan hidup dan melewati masa-masa sulit perusahaan patut dijadikan teladan. Meskipun merupakan perusahaan keluarga, namun sangat selektif dalam memilih pimpinan perusahaan. Secara umum, dibandingkan perusahaan keluarga jepang lain yang biasa memilih anak laki tertua sebagai pimpinannya, tetapi Kongo Gumi hanya memilih anggota keluarga yang paling sehat, paling bertanggung jawab dan paling berbakat. Sebagai contoh, pemimpin Kongo Gumi ke 38 adalah seorang wanita, karena dianggap paling kompeten, yang nota bene merupakan nenek dari Masakazu Kongo, pimpinan Kongo Gumi ke 40.

Mempertahankan nilai-nilai dan prinsip perusahaan : Kunci sukses kedua

Di Kongo Gumi, prinsip dan nilai-nilai sangat dipegang teguh oleh pimpinan maupun karyawan perusahaan. Sebagai perusahaan konstruksi pembangunan tempat ibadah kuil, mereka sangat memegang prinsip nilai-nilai seperti kepercayaan, integritas, komitmen, serta tidak serakah dalam mengejar keuntungan. Nilai-nilai yang universal, namun menjadi keniscayaan bagi organisasi yang mau hidup berabad-abad.

Itulah sekelumit kunci sukses yang membuat Kongo Gumi dapat bertahan lebih dari 1400 tahun lamanya. Meskipun pada akhirnya harus dijual ke perusahaan lain, namun perjalanan perusahaan melewat berbagai peristiwa sejarah patut menjadi pelajaran bagi kita bagaimana membuat organisasi yang mampu bertahan lama dan tetap sustainable.

Sumber : Organization Management

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jaringan Penyokong

Anatomi Daun

Pengertian MUATABAH