Bila Kuburan Diagungkan

dlm perjalanan hidup manusia terkadang perlu utk kembali menengok ke sejarah masa lampau masa-masa sebelum datang cahaya Islam. Sebuah masa yg penuh dgn perilaku kejahilan dan semangat hawa nafsu di mana di dlm terdapat tatanan kehidupan yg didasarkan hanya pada pandangan baik akal dan “kesepakatan” orang banyak. Bukan tatanan kehidupan yg dibimbing oleh wahyu dari Dzat Yang Maha Benar.
Kita perlu menengok kepada kehidupan di masa jahiliyyah itu krn realita kehidupan kita di masa ini ternyata banyak memiliki kesamaan dgn realita di masa jahiliyyah. Padahal dgn diutus Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg membawa cahaya Islam berbagai konsep kemasyarakatan ala masyarakat jahiliyyah itu semesti terhapuskan krn bertentangan dgn nilai-nilai Islam. Dengan demikian menggali kembali hakikat alam kehidupan jahiliyyah bukan suatu keterbelakangan dan kejumudan berfikir namun merupakan langkah utk lbh maju ke depan.
Merupakan suatu keterbelakangan bila kita tdk mau mempelajari berbagai praktek kehidupan jahiliyyah sehingga disadari atau tdk kita telah terjatuh kepada perilaku kehidupan jahiliyyah itu. Tanpa sadar kita telah menjadi pendukung utk menghidupkan syi’ar-syi’ar mereka. Telah digambarkan oleh banyak sastrawan bagaimana kejahatan dan kebiadaban ala hewan dlm alam jahiliyyah. Yang kuat berkuasa dan yg lemah diinjak-injak bahkan menjadi budak.
Penggambaran dgn bahasa yg indah tentang kehidupan jahiliyyah sesungguh tdk mewakili pengupasan akar kejahatan tersebut lebih-lebih jika ingin mencabutnya. Cikal bakal kehidupan jahiliyyah memunculkan segala wujud kejahatan berupa kerusakan dlm bentuk pemerkosaan hati tiap insan dgn perbuatan kedzaliman yg terbesar yaitu “Kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Penghambaan yg keluar dari aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala penghambaan yg diiringi dgn penghinaan diri kepada sesuatu yg lbh rendah darinya. Penghambaan kepada batu kuburan pohon tempat-tempat keramat dan sebagai merupakan pembunuhan terhadap fitrah yg suci di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan tiap hamba dengannya. Juga merupakan perusakan terhadap akal manusia yg Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan dan membedakan dgn makhluk-makhluk lain. Penjajahan terhadap kemerdekaan tiap insan utk bisa langsung berhubungan dgn Rabb- dan perbudakan diri yg tdk pada tempatnya. Inilah kejahatan yg hakiki.
Menelaah kembali prinsip-prinsip hidup jahiliyyah bukan berarti ingin mengembang-biakkan namun semata-mata utk membentengi diri dan memperingatkan umat utk tdk terjatuh padanya.
Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu menyatakan:
“orang2 berta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan dan aku berta kepada tentang kejahatan khawatir menimpa diriku.”
‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguh ikatan Islam akan putus seikat demi seikat apabila muncul di dunia Islam orang2 yg tdk mengetahui jahiliyyah.”
Seorang penyair mengatakan:
Aku mengetahui kejahatan bukan utk melakukannya
melainkan utk menjaga diri darinya
Barangsiapa yg tdk mengenal kebaikan
dari kejahatan
Khawatir dia terjatuh padanya
Semoga dgn menelaah prinsip-prinsip hidup yg rusak itu kita bisa mewanti-wanti diri anak dan generasi muslimin darinya1.
Di antara sekian praktek hidup jahiliyyah adl mengagungkan kuburan.

Hakekat Kematian
Kematian merupakan suatu kepastian yg telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada tiap yg bernyawa. Ketentuan yg tdk bisa dimajukan dan dimundurkan yaitu berpisah ruh dari jasad. Perpisahan ini menggambarkan sesuatu yg tdk bisa berbicara lagi berpikir bergerak melihat mendengar sebagaimana tabiat kehidupan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Tiap-tiap yg bernyawa akan merasakan mati dan sesungguh pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dlm surga sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tdk lain hanyalah kesenangan yg memperdayakan.”
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan tentang sesuatu yg akan menimpa seluruh makhluk bahwa tiap yg bernyawa akan mengalami kematian seperti firman Allah: “Sesuatu yg ada di bumi itu akan binasa dan tetap kekal Wajah Rabbmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan” . Dia Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yg Esa dan tdk akan mengalami kematian manusia dan jin yg akan mengalami kematian demikian juga seluruh malaikat dan para pemikul ‘Arsy Allah.”
Manusia telah bersepakat bahwa bila ruh berpisah dgn jasad mk jasad tersebut tdk bisa bergerak berbicara mendengar bekerja berdiri dan tanda-tanda kehidupan lainnya. Namun kerusakan aqidah mereka menyebabkan terbalik keyakinan tersebut. Sehingga mereka meyakini bahwa orang mati itu bisa muncul lagi ke dunia bisa berbuat sesuatu di luar perbuatan orang yg hidup mendatangi keluarga lalu menyapa mereka muncul di atas kubur menarik kaki orang2 yg berjalan di atas dan sebagainya. Ini semua adl cerita-cerita khurafat yg didalangi oleh Iblis dan tentara-tentara utk merusak aqidah orang2 Islam.
Bisakah si mayit mendengar dan berbuat sesuatu sehingga kita bisa menjadikan dia sebagai perantara dgn Allah atau kita bisa meminta sesuatu kepadanya?
Bisakah si mayit membantu orang yg mengalami malapetaka dan kesulitan hidup?
Tentu tiap orang akan menjawab bahwa mayit tdk akan sanggup melakukan yg demikian. Namun keyakinan banyak manusia sekarang justru sebaliknya. Begitulah bila kuburan telah diagungkan dan fitrah telah rusak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jaringan Penyokong

Anatomi Daun

Pengertian MUATABAH